"ARC RUMAH TUA"
CAPTURE 2, SAMBUTAN DARI PARA BONEKA
"Ada
apa? Eva? Kalian tidak apa?" tanya Redd segera mempercepat langkahnya
menghampiri mereka.
"Cermin.
cermin itu cuma cermin Kalian tidak perlu sekaget itu," ujar
Greg santai sembari menyinari sesuatu di depannya itu. Pantulan mereka terlihat
seram di cermin itu dikarenakan ruangan itu yg terlihat seram walaupun mereka
sudah menyinari dengan terang.
"Hahaha."
tawa Seyra dan kedua sahabatnya itu sambil tetap berpegangan satu sama lain.
"Cuma
mengarah ke ruangan cermin. Ayo kita kem..." ujar Redd sembari berbalik.
Kata-katanya terhenti melihat jalan keluar yang tadinya ada hilang begitu saja.
"Itu
artinya kita harus tetap maju, Redd" ujar Gregg sembari mencek cermin itu.
"Kalai kulihat di film-film, cermin seperti ini bisa digeser karena ini
merupakan pintu yang disamarkan menjadi cermin.
"Redd.
Bukannya ini seru? Kita berada di dalam sebuah rumah yang penuh trik."
ujar Eva sembari menghampirinya dan menggandeng tangannya.
"Ya.
Ya. Aku tahu, kau suka sekali kan hal seperti ini? Apapun yg terjadi. Aku akan
melindungimu."
"Hei,
kalian yg ada di sana. Bukan bermaksud mengganggu kemesraan kalian tapi apa
kalian mau ditinggal disana? Kami mau memasuki ruangan ini," ujar Lyfa
sembari menyusul Seyra dan Gregg yang sudah hilang dari pandangan.
"Ok. Kami menyusul," ujar Eva sembari
melepaskan pegangannya dari Redd kemudian beralih menggandeng Seyra.
"Disana ada tangga dan beberapa pintu yg
tertutup. Ada yang punya saran kemana dulu kita? Atau berpencar?" tanya
Gregg yg berada di posisi terdepan sembari mengarahkan emergency lampnya
tinggi2 agar bisa melihat ruangan yg cukup luas itu.
Mereka bisa melihat dengan jelas ruangan itu. Ruangan
itu merupakan sebuah hall (ruang utama) sebuah mansion berbentuk kotak dengan
tangga ditengahnya. Di samping kiri-kanannya terdapat 3 pintu yg tertutup.
"Coba kita buka satu-persatu. Baru kita naiki
tangga itu " saran Lyfa.
Mereka memasuki pintu pertama yg paling dekat
dengannya.
Gregg yang pertama membuka pintu di sebelah kiri
mereka.
Gregg menyinari ruangan itu dengan senter ponselnya
disusul oleh yg lain. Mereka dpat melihat dengan jelas ruangan itu. Ruangan
yang cukup besar dengan meja makan di tengahnya dan beberapa lemari kaca tempat
meletakkan perabot piring dan gelas yang mewah. Meja kayu itu dikelilingi
sederetan kursi yang berjumlah 8 buah. Kursi itu berwarna merah darah. Mereka
bahkan mengira kursi itu ditutupi darah. Namun dengan gagah berani, Gregg
menghampiri kursi itu dan mengeceknya.
"Bukan darah" ujarnya.
Seyra mengitari meja itu dan menemukan boneka gadis
kecil yang cukup menyeramkan tengkurap di bawah kursi. Pakaian boneka itu cukup
kumal dengan noda hitam memenuhi roknya. Matanya membelalak tajam dan tak bisa
tertutup. Tangan dan kakinya berada dalam pose yang aneh, terbalik. Dia membetulkan
letak kaki dan tangan boneka itu kemudian meletakkannya itu di atas kursi. Dia
tidak menyadari bahwa mata boneka tersebut bergerak ke kanan dan kiri 3 kali.
Hanya Redd yang menyadarinya, namun dia hanya diam saja membeku ketakutan
sembari memegangi gagang pintu agar tidak menutup.
“Peeetttt....!”
“Kyaaaa....!”
Tiba-tiba ruangan itu gelap gulita, cahaya dari ponsel
dan emergency-lamp mereka seakan ditelan kegelapan. Tepat saat ruangan mendadak
gelap itu Redd seperti merasakan tangannya disayat oleh benda tajam dan secara
refleks dia melepaskan pegagannya pada gagang itu.
“Blam!”
“Whuusshhh!” Suara pintu yang tiba-tiba menutup menambah
suasana yang mencekam ditambah hembusan angin yang menusuk tulang itu.
Dalam kegelapan yang pekat ini mereka
saling meneriakkan nama teman-teman mereka sembari berusaha mendekati sumber
suara.
“Eva!”
“Seyra!”
“Lyfa!”
“Gregg!”
“Redd!”
Ruangan mendadak menjadi terang. Lampu
diatas mereka mendadak menyala menyilaukan.
Namun, pemandangan yang mengejutkan telah tersaji di
depan mata mereka.
5 orang yang berpakaian sama persis dengan mereka
duduk mengitari meja itu dalam diam. Meja makan yang tadinya kosong telah penuh
dengan perabotan makanan sekarang. Tapi, tidak ada makanan yang tersajikan.
Hanya piring dan gelas yang kosong. Tapi di tengah meja, diatas sebuah piring
yang besar terdapat boneka kumal (yang dibenahi Seyra) yang tiba-tiba bersih membawa
kertas besar bertuliskan warna merah darah...
“Selamat datang di pestaku... Mari kita bersenang-senang,
para tamu terhormat”
*END OF CAPTURE 2*
0 comments:
Post a Comment