Thursday, May 7, 2015



"ARC RUMAH TUA"
CAPTURE 2, SAMBUTAN DARI PARA BONEKA


"Ada apa? Eva? Kalian tidak apa?" tanya Redd segera mempercepat langkahnya menghampiri mereka.
"Cermin. cermin  itu cuma cermin  Kalian tidak perlu sekaget itu," ujar Greg santai sembari menyinari sesuatu di depannya itu. Pantulan mereka terlihat seram di cermin itu dikarenakan ruangan itu yg terlihat seram walaupun mereka sudah menyinari dengan terang.
"Hahaha." tawa Seyra dan kedua sahabatnya itu sambil tetap berpegangan satu sama lain.
"Cuma mengarah ke ruangan cermin. Ayo kita kem..." ujar Redd sembari berbalik. Kata-katanya terhenti melihat jalan keluar yang tadinya ada hilang begitu saja.
"Itu artinya kita harus tetap maju, Redd" ujar Gregg sembari mencek cermin itu. "Kalai kulihat di film-film, cermin seperti ini bisa digeser karena ini merupakan pintu yang disamarkan menjadi cermin.
"Redd. Bukannya ini seru? Kita berada di dalam sebuah rumah yang penuh trik." ujar Eva sembari menghampirinya dan menggandeng tangannya.
"Ya. Ya. Aku tahu, kau suka sekali kan hal seperti ini? Apapun yg terjadi. Aku akan melindungimu."
"Hei, kalian yg ada di sana. Bukan bermaksud mengganggu kemesraan kalian tapi apa kalian mau ditinggal disana? Kami mau memasuki ruangan ini," ujar Lyfa sembari menyusul Seyra dan Gregg yang sudah hilang dari pandangan.
"Ok. Kami menyusul," ujar Eva sembari melepaskan pegangannya dari Redd kemudian beralih menggandeng Seyra.
"Disana ada tangga dan beberapa pintu yg tertutup. Ada yang punya saran kemana dulu kita? Atau berpencar?" tanya Gregg yg berada di posisi terdepan sembari mengarahkan emergency lampnya tinggi2 agar bisa melihat ruangan yg cukup luas itu.
Mereka bisa melihat dengan jelas ruangan itu. Ruangan itu merupakan sebuah hall (ruang utama) sebuah mansion berbentuk kotak dengan tangga ditengahnya. Di samping kiri-kanannya terdapat 3 pintu yg tertutup.
"Coba kita buka satu-persatu. Baru kita naiki tangga itu " saran Lyfa.
Mereka memasuki pintu pertama yg paling dekat dengannya.
Gregg yang pertama membuka pintu di sebelah kiri mereka.
Gregg menyinari ruangan itu dengan senter ponselnya disusul oleh yg lain. Mereka dpat melihat dengan jelas ruangan itu. Ruangan yang cukup besar dengan meja makan di tengahnya dan beberapa lemari kaca tempat meletakkan perabot piring dan gelas yang mewah. Meja kayu itu dikelilingi sederetan kursi yang berjumlah 8 buah. Kursi itu berwarna merah darah. Mereka bahkan mengira kursi itu ditutupi darah. Namun dengan gagah berani, Gregg menghampiri kursi itu dan mengeceknya.
"Bukan darah" ujarnya.
Seyra mengitari meja itu dan menemukan boneka gadis kecil yang cukup menyeramkan tengkurap di bawah kursi. Pakaian boneka itu cukup kumal dengan noda hitam memenuhi roknya. Matanya membelalak tajam dan tak bisa tertutup. Tangan dan kakinya berada dalam pose yang aneh, terbalik. Dia membetulkan letak kaki dan tangan boneka itu kemudian meletakkannya itu di atas kursi. Dia tidak menyadari bahwa mata boneka tersebut bergerak ke kanan dan kiri 3 kali. Hanya Redd yang menyadarinya, namun dia hanya diam saja membeku ketakutan sembari memegangi gagang pintu agar tidak menutup.
“Peeetttt....!”
“Kyaaaa....!”
Tiba-tiba ruangan itu gelap gulita, cahaya dari ponsel dan emergency-lamp mereka seakan ditelan kegelapan. Tepat saat ruangan mendadak gelap itu Redd seperti merasakan tangannya disayat oleh benda tajam dan secara refleks dia melepaskan pegagannya pada gagang itu.
“Blam!”
“Whuusshhh!”  Suara pintu yang tiba-tiba menutup menambah suasana yang mencekam ditambah hembusan angin yang menusuk tulang itu.
Dalam kegelapan yang pekat ini mereka saling meneriakkan nama teman-teman mereka sembari berusaha mendekati sumber suara.
“Eva!”
“Seyra!”
“Lyfa!”
“Gregg!”
“Redd!”
Ruangan mendadak menjadi terang. Lampu diatas mereka mendadak menyala menyilaukan.
Namun, pemandangan yang mengejutkan telah tersaji di depan mata mereka.
5 orang yang berpakaian sama persis dengan mereka duduk mengitari meja itu dalam diam. Meja makan yang tadinya kosong telah penuh dengan perabotan makanan sekarang. Tapi, tidak ada makanan yang tersajikan. Hanya piring dan gelas yang kosong. Tapi di tengah meja, diatas sebuah piring yang besar terdapat boneka kumal (yang dibenahi Seyra) yang tiba-tiba bersih membawa kertas besar bertuliskan warna merah darah...
Selamat datang di pestaku... Mari kita bersenang-senang, para tamu terhormat”

*END OF CAPTURE 2*


0 comments:

Post a Comment