Thursday, March 26, 2015

"ARC RUMAH TUA"
CAPTURE 1, RUANGAN DIBALIK JAM



Rumah megah bergaya eropa itu benar-benar tua dan tertutup. Rumah itu juga tidak memiliki ventilasi yang cukup. Sangat sedikit sekali cahaya matahari yang masuk ke dalam. Dinding-dindingnya retak, lantainya banyak yang berlubang, dan jendelanya tertutup rapat.
Kelima anak muda itu memasuki rumah tua yg katanya angker ini dengan berani. Mereka berkeliling di lantai 1 untuk menemukan ponsel teman mereka yang hilang. Dengan menggunakan GPS yang terpasang di ponselnya, mereka dapat melacak ponselnya yang terletak di rumah itu. Namun di lantai ini rupanya hanya ada 1 ruangan yaitu ruang tamu lengkap dengan sofa dan meja yang berdebu. Mereka sepakat untuk beristirahat dulu di ruangan ini, Mereka duduk mengelilingi meja dengan lampu emergency diatasnya dan ponsel masing-masing. Redd dan Greg duduk di sofa tunggal yang berhadapan, sedangkan para cewe--Lyfa, Seyra, dan Eva-- duduk bertiga di sofa yang panjang.
"Kita sudah berkeliling dan hanya ada 1 ruangan di gedung ini. Tak ada akses untuk ke lantai atas. Jadi gak mungkin ponselmu ada di atas, Seyra." ujar Redd berusaha mengajak mereka menyudahi pencarian ini.
"Tapi lokasi ponsel Seyra ada disini," ujar Lyfa yakin sembari menunjukkan ponselnya yang menjalankan aplikasi 'map pencarian teman'. Cewe berambut merah sebahu inilah yang menggunakan ponselnya untuk mencari ponsel Seyra yang hilang.
"Rumah ini besar, dan kita hanya menemukan 1 ruangan kecil. Itu kan tidak mungkin, Pasti ada akses ke ruangan lain atau mungkin ke lantai atas," ujar Seyra, sang pemilik hp yang hilang.
"Benar juga. Kalau kita ingat, pintu masuk hanya ada 1 kemudian kita berada di lorong gelap yang mengarahkan kita ke ruangan ini. Ruangan yang seperti ruang tamu," ujar Eva, cewe berambut  coklat panjang sepinggang dan bergelombang ini.
"Itu benar. Ayo kita cek lagi. Mungkin memang ada pintu rahasia yang memberi kita akses ke ruangan lain." ajak Greg bersemangat.
Empat lawan satu, Redd benar-benar kalah. Di benar-benar tidak bisa lagi mengajak mereka keluar dari rumah tua nan angker ini. Padahal dia ingin sekali mengajak mereka keluar dari tempat yang auranya sungguh tidak mengenakkan ini. Tapi kelihatannya keempat temannya justru menikmati petualangan ini, bahkan cewenyapun tidak mendukungnya.
"Baiklah. Lalu apa yg akan kalian lakukan? Di ruangan ini hanya ada tembok yang kumuh. Atau jaring laba-laba lebat ini yg kalian cari?" candanya.
"Diamlah, Redd. Kau benar-benar tidak membantu." ujar Eva marah sembari menyikut perutnya. Tidak sakit sih. Tapi sikapnya itu membuatnya malu. Cuma dia satu-satunya orang disini yg jelas terlihat ingin segera keluar dari situ. Dia cuma menunduk diam.
"Hahahaha. Kau ini takut atau apa, Redd? Tenang, Kakak akan melindungimu," canda Greg sembari merangkul pundak Redd.
Sebelum Redd sempat membalasnya, terdengar suara teman mereka yang meminta tolong.
"Yang sedang bermesraan disana. Tolong kami membuka pintu rahasia ini." ujar suara yang mereka kenal, Seyra. Dia dan Lyfa sedang menarik tembok itu dengan susah payah.
Redd segera melepaskan rangkulannya dan menghampiri mereka berdua.
"Apa yang kalian lakukan?"
"Kami menemukan celah di dinding ini. Sepertinya pintu rahasia. Tapi rupanya berat sekali.”
Redd dan Greg segera menarik celah itu bersamaan. Semakin mereka menariknya, celah itu semakin besar dan menunjukkan ruang rahasia.
Debu berhamburan keluar dari celah itu.
"Pintu rahasia!" teriak Lyfa girang.
" Bukan. Itu cuma jam bandul" ujar Redd setelah mereka dapat melihat jelas apa yang nampak di depan mereka.
Rupanya pintu itu merupakan lemari untuk sebuah jam banduk berdiribyang sangat kuno. Jam itu mati dan kedua jarumnya mebunjukkan angka ke 12. Beban yg seharusnya ada di jam tersebut telah jatuh sampai ke bawah. Pendulumnyapun diam tak bergerak.
"Ah, cuma jam mati. Ayo kita cari lagi. Mungkin ada pintu rahasia lainnya." ujar Greg sembari mengajak merEka meninggalkan jam itu. Namun eva justri mendekati jam itu.
"Apa yg kau lakukan, Ev?" tanya Redd kepadanya yang sibuk mengambil beban jam yang kelihatannya berat itu di dasar jam. Sedangkan yg lain sibuk mencari pintu rahasia.
Tanpa disuruh, Redd membantu Eva mengambil ketiga beban jam dan ikut memasangnya di jam tersebut. Setelah beban terpasang sempurna dan telah ditarik sampai atas, Redd mencocokkan jam bandul tsb dengan arlojinya. Eva menggerakkan pendulum jam tersebut dan sesuatupun terjadi.
Jam itu bergerak ke atas dengam suara yang cukup keras dan mengagetkan mereka yg sedang asyik mencari jalan lain. Di balik jam tersebut sangat gelap. Redd segera menyinari ruangan gelap itu dengan lampu blizt ponselnya. Ruangan itu adalah lorong yg sempit dan cukup panjang. Di ujung lorong terdapat pintu kayu yg tertutup rapat.
"Itu pintunya. Mungkin kita bisa menemukan ponselku disana" ujar Seyra lngsung menerobos Redd sembari membawa lampu emergency yg cukup terang dari meja yg mereka tinggali.
"Eh, Seyra. Tunggu. Apa ini tidak aneh?" tahan Redd namun Seyra sudah jauh dari jangkauannya.
"Sudahlah, Redd. Kita tak bisa mundur. Ayo kita maju. Kalau kau takut, kau bisa dibelakang kami." sindir  Gregg sembari menepuk pundaknya dan melewatinya, menyusul Seyra, Lyfa, bahkan Eva yg sudah duluan menelusuri lorong itu.
Mau tak mau Redd mengikuti mereka.
Seyra membuka pintu yg berada di ujung lorong itu dan...

"Kyaaaaaaaaaa....!" Teriak mereka bertiga bersamaan setelah pintu itu terbuka.

*END OF CAPTURE 1*

=GHOST CAMERA (NOVEL RINGAN), "PROLOG"=