"ARC RUMAH
TUA"
Rumah megah
bergaya eropa itu benar-benar tua dan tertutup. Rumah itu juga tidak memiliki
ventilasi yang cukup. Sangat sedikit sekali cahaya matahari yang masuk ke
dalam. Dinding-dindingnya retak, lantainya banyak yang berlubang, dan
jendelanya tertutup rapat.
Kelima anak
muda itu memasuki rumah tua yg katanya angker ini dengan berani. Mereka
berkeliling di lantai 1 untuk menemukan ponsel teman mereka yang hilang. Dengan
menggunakan GPS yang terpasang di ponselnya, mereka dapat melacak ponselnya
yang terletak di rumah itu. Namun di lantai ini rupanya hanya ada 1 ruangan
yaitu ruang tamu lengkap dengan sofa dan meja yang berdebu. Mereka sepakat
untuk beristirahat dulu di ruangan ini, Mereka duduk mengelilingi meja dengan
lampu emergency diatasnya dan ponsel masing-masing. Redd dan Greg duduk di sofa
tunggal yang berhadapan, sedangkan para cewe--Lyfa, Seyra, dan Eva-- duduk
bertiga di sofa yang panjang.
"Kita
sudah berkeliling dan hanya ada 1 ruangan di gedung ini. Tak ada akses untuk ke
lantai atas. Jadi gak mungkin ponselmu ada di atas, Seyra." ujar Redd
berusaha mengajak mereka menyudahi pencarian ini.
"Tapi
lokasi ponsel Seyra ada disini," ujar Lyfa yakin sembari menunjukkan
ponselnya yang menjalankan aplikasi 'map pencarian teman'. Cewe berambut merah
sebahu inilah yang menggunakan ponselnya untuk mencari ponsel Seyra yang
hilang.
"Rumah
ini besar, dan kita hanya menemukan 1 ruangan kecil. Itu kan tidak mungkin,
Pasti ada akses ke ruangan lain atau mungkin ke lantai atas," ujar Seyra,
sang pemilik hp yang hilang.
"Benar
juga. Kalau kita ingat, pintu masuk hanya ada 1 kemudian kita berada di lorong
gelap yang mengarahkan kita ke ruangan ini. Ruangan yang seperti ruang
tamu," ujar Eva, cewe berambut coklat panjang sepinggang dan bergelombang
ini.
"Itu
benar. Ayo kita cek lagi. Mungkin memang ada pintu rahasia yang memberi kita
akses ke ruangan lain." ajak Greg bersemangat.
Empat
lawan satu, Redd benar-benar kalah. Di benar-benar tidak bisa lagi mengajak
mereka keluar dari rumah tua nan angker ini. Padahal dia ingin sekali mengajak
mereka keluar dari tempat yang auranya sungguh tidak mengenakkan ini. Tapi
kelihatannya keempat temannya justru menikmati petualangan ini, bahkan
cewenyapun tidak mendukungnya.
"Baiklah.
Lalu apa yg akan kalian lakukan? Di ruangan ini hanya ada tembok yang kumuh. Atau
jaring laba-laba lebat ini yg kalian cari?" candanya.
"Diamlah,
Redd. Kau benar-benar tidak membantu." ujar Eva marah sembari menyikut perutnya.
Tidak sakit sih. Tapi sikapnya itu membuatnya malu. Cuma dia satu-satunya orang
disini yg jelas terlihat ingin segera keluar dari situ. Dia cuma menunduk diam.
"Hahahaha.
Kau ini takut atau apa, Redd? Tenang, Kakak akan melindungimu," canda Greg
sembari merangkul pundak Redd.
Sebelum
Redd sempat membalasnya, terdengar suara teman mereka yang meminta tolong.
"Yang
sedang bermesraan disana. Tolong kami membuka pintu rahasia ini." ujar suara
yang mereka kenal, Seyra. Dia dan Lyfa sedang menarik tembok itu dengan susah payah.
Redd
segera melepaskan rangkulannya dan menghampiri mereka berdua.
"Apa
yang kalian lakukan?"
"Kami
menemukan celah di dinding ini. Sepertinya pintu rahasia. Tapi rupanya berat sekali.”
Redd
dan Greg segera menarik celah itu bersamaan. Semakin mereka menariknya, celah itu
semakin besar dan menunjukkan ruang rahasia.
Debu
berhamburan keluar dari celah itu.
"Pintu
rahasia!" teriak Lyfa girang.
"
Bukan. Itu cuma jam bandul" ujar Redd setelah mereka dapat melihat jelas apa
yang nampak di depan mereka.
Rupanya
pintu itu merupakan lemari untuk sebuah jam banduk berdiribyang sangat kuno. Jam
itu mati dan kedua jarumnya mebunjukkan angka ke 12. Beban yg seharusnya ada di
jam tersebut telah jatuh sampai ke bawah. Pendulumnyapun diam tak bergerak.
"Ah,
cuma jam mati. Ayo kita cari lagi. Mungkin ada pintu rahasia lainnya." ujar
Greg sembari mengajak merEka meninggalkan jam itu. Namun eva justri mendekati jam
itu.
"Apa
yg kau lakukan, Ev?" tanya Redd kepadanya yang sibuk mengambil beban jam yang
kelihatannya berat itu di dasar jam. Sedangkan yg lain sibuk mencari pintu rahasia.
Tanpa
disuruh, Redd membantu Eva mengambil ketiga beban jam dan ikut memasangnya di jam
tersebut. Setelah beban terpasang sempurna dan telah ditarik sampai atas, Redd mencocokkan
jam bandul tsb dengan arlojinya. Eva menggerakkan pendulum jam tersebut dan sesuatupun
terjadi.
Jam
itu bergerak ke atas dengam suara yang cukup keras dan mengagetkan mereka yg sedang
asyik mencari jalan lain. Di balik jam tersebut sangat gelap. Redd segera menyinari
ruangan gelap itu dengan lampu blizt ponselnya. Ruangan itu adalah lorong yg sempit
dan cukup panjang. Di ujung lorong terdapat pintu kayu yg tertutup rapat.
"Itu
pintunya. Mungkin kita bisa menemukan ponselku disana" ujar Seyra lngsung menerobos
Redd sembari membawa lampu emergency yg cukup terang dari meja yg mereka tinggali.
"Eh,
Seyra. Tunggu. Apa ini tidak aneh?" tahan Redd namun Seyra sudah jauh dari
jangkauannya.
"Sudahlah,
Redd. Kita tak bisa mundur. Ayo kita maju. Kalau kau takut, kau bisa dibelakang
kami." sindir Gregg sembari menepuk
pundaknya dan melewatinya, menyusul Seyra, Lyfa, bahkan Eva yg sudah duluan menelusuri
lorong itu.
Mau
tak mau Redd mengikuti mereka.
Seyra
membuka pintu yg berada di ujung lorong itu dan...
"Kyaaaaaaaaaa....!"
Teriak mereka bertiga bersamaan setelah pintu itu terbuka.
*END OF CAPTURE 1*
0 comments:
Post a Comment