"ARC RUMAH TUA"
CAPTURE 5, POLTERGEIST
Mendengar suara tawa cekikian yang aneh itu membuat mereka sadar bahwa mereka belum keluar dari rumah aneh itu.
Mereka melihat sekeliling dengan lampu blizt ponselnya masing-masing. Mereka menyadari bahwa tempat ini adalah sebuah ruangan dapur kuno dengan mesin oven besar di belakang mereka. Di tengah dapur yang penuh dengan peralatan masak ini terdapat meja besar dari kayu untuk memotong daging.
"Kita baru keluar dari oven?" gumam Gregg kaget mendapati dirinya berada di depan oven besar.
"Tak ada yang bisa diterima dengan akal sehat dengan ini semua. Sebaiknya kita segera pergi dari rumah ini," ujar Seyra sembari menuju pintu yang terlihat. Memang hanya satu pintu yang terlihat, mereka berharap pintu itu menuju ke hall tadi.
Dia baru menyentuh gagang pintu itu ketika semua kejadian mengerikan terjadi.
Tiba-tiba api dalam oven menyala besar membuat ruangan itu menjadi sangat terang. Lilin lampu menyala terang di atas mereka. Laci-laci yang tadinya tertutup mendadak terbuka dan memuntahkan isinya. Perabotan seperti piring, wajan, panci, dan wadah lainnya saling berkelontangan satu sama lain menyebabkan keributan. Barang-barang tajam seperti pisau dan garpu bergetar dan siap untuk menyerang siapapun.
"Klontang! Klonteng!"
"Drrttttt!"
Keributan ini menyebabkan ketakutan bagi mereka. Seyra terus menerus berusaha membuka pintu namun tak berhasil. Gregg dan Redd ikut membantu dengan berusaha mendobrak namun pintu itu sama sekali tak bergeming sedikitpun.
Semakin lama mereka berusaha membuka pintu itu, semakin mengamuk barang-barang yang ada disana. Pisaunya kali ini bukan hanya bergetar. Salah satu pisau yang cukup besar, tajam, dan berat melayang ke arah pintu.
"Awaasssssss! Pisauuu!" teriak Eva melihat pisau itu melayang ke arah mereka bertiga (Redd, Gregg, Seyra).
Redd yang pertama melihat pisau itu segera mendorong Gregg dan Seyra tanpa memperdulikan dirinya sendiri yang masih berdiri di depan pintu.
"Aaargghkkk" teriak Redd ketika pisau itu melewatinya dan menancap di daun pintu.
Bilah pisau itu mengenai lengan kanan Redd dan membuat bajunya sobek. Darah mengucur perlahan dari lengannya yang terluka.
"Redd...?" teriak Eva cemas.
"Aku tak apa." jawabnya sembari menarik bajunya yang menyangkut di pisau dan membiarkannya semakin robek. "Yang penting kalian semua tidak ada yang kena kan?" tanyanya kepada teman-temannya sembari melihat sekeliling.
"Apa kita harus melakukan sesuatu yang sama seperti saat kita keluar dari ruangan tadi?" tanya Lyfa sembari menunjuk pintu yang tak mau terbuka itu.
Redd sudah siaga dengan kameranya... Ia membidik pintu dengan cepat saat sebuah wajan melayang menghalangi bidikan kameranya.
"Sial! Wajan itu menutup kameraku. Aku tidak bisa memotretnya dengan benar." ujarnya kesal sembari meremas dan membuang kertas hasil kameranya ke kompor yang menyala.
"Dhuarr"
Kertas yang ia buang ke kompor menyebabkan nyala api kompor semakin besar dan meledakkan kompor beserta oven dibawahnya.
Mereka semua kaget akibat suara kompor yang meledak itu. Dan tidak menyadari bahwa pintu yang mereka ingin terbuka sudah terbuka sendiri dengan lebar.
Kejadian semakin heboh setelah kompor itu meledak. Sekarang semua benda di dapur melayang layang di udara dan menyerang mereka semua dengan membabi buta.
Redd dan Gregg sempat meraih besi tempa sebelum ikut melayang melindungi mereka semua dengan menangkis serangan pisau dan alat-alat tajam lainnya.
"Pintunya terbuka!" teriakk Eva sembari tetap berlindung di belakang Redd yang sibuk menangkis pisau dan garpu (alat2 makan).
"Ayo kita kesana. Kalian tetap di belakang kami!" tuntun Gregg sembari tetap menangkis pisau, garpu, dan alat2 masak lainnya dengan besi tempa.
Dengan berdekatan satu sama lain dan Gregg-Redd tetap menangkis serangan udara itu, mereka berhasil keluar dari dapur yang penuh dengan barang-barang berterbangan yang menyerang manusia ini.
Setelah mereka berhasil keluar dari dapur gila itu, pintu dapur tertutup dengan keras dan pisau,garpu,alat2 makan semuanya mendadak berhenti melayang dan jatuh begitu saja. Suasana menjadi hening lagi.
*END OF CAPTURE 5*
:-)
ReplyDelete