Tuesday, March 26, 2013


{written by me}
10 tahun lalu
Adam menyanyikan lagu selamat tidur kepada adik yang 5 tahun lebih muda darinya, Bryan, dikamarnya. Kamar Bryan seperti kamar anak laki-laki kebanyakan dengan beberapa mainan seperti pesawat terbang, mobilan-mobilan, dan senjata-senjata mainan. Bryan hanya diam saya ketika kakanya terus-menerus menyanyikan lagu yang sebenarnya sangat horor tapi anehnya Bryan suka. Setelah Bryan tertidur, Adam meninggalkan kamar Bryan dan dia menuju ke luar rumah sembari membawa tongkat besi. Rumah mereka bertingkat dengan dinding yang dicat putih. Adam duduk di tangga depan pintu masuk rumah. Dia melirik arlojinya. Pukul 22 dan orangtua mereka belum datang. Adam harus berjaga di depan rumah sembari menunggu di depan rumah. Tanpa sadar, diiringi lantunan suara jangkrik dia tertidur.
Adam menyadari dirinya berada di tempat yang berbeda dari sebelumnya. Seharusnya dia berada di depan rumahnya menunggu orangtuanya pulang tapi mengapa dia seakan-akan berada di suatu tempat yang tidak brujung. Segalanya berwarna abu-abu. Dia tidak seharusnya disini. Dia tidak seharusnya tertidur. Adiknya harus dijaga, begitu kata ayahnya berkali-kali. Adam mencoba berlari dari tempat itu namun lama-lama dia capek juga. Dia berhenti.
Tiba-tiba kepalanya terasa sakit sekali, dia menutup matanya rapat-rapat. Dalam kegelapan dari matanya, dia melihat rumahnya namun dengan warna yang berbeda. Warna yang terbalik dari sebenarnya, warna inversi. Dinding yang berwarna putih berubah menjadi hitam dan langit yang bewarna gelap menjadi terang. Adam membuka matanya, semuanya tetap abu-abu. Dia memutuskan untuk menutup matanya saja.
Rumahnya yang tadinya berdinding tiba-tiba runtuh. Adam tetap menutup matanya dan menyaksikan dinding di rumahnya runtuh. Semua perabotan dirumahnya terlihat sekarang. Adam berjalan menuju rumahnya dengan mata tertutup. Entah kenapa dia ingin menuju kamar adiknya. Ketika Adam menuju kamar adiknya, entah kenapa rasanya dia takut sekali. Namun rasa tanggung jawab sebagai kakak membuat niatnya kuat untuk melihat adiknya. Adam melihat adiknya masih tertidur nyenyak. Entah kenapa dia ingin sekali melihat cermin, nah disinilah dia melihat adiknya bukan adiknya melainkan seperti seorang pria tua. Pria tua itu menatap Adam mengerikan sekali. Adam ketakutan setengah mati. Ia masih menggenggam besi di tangannya tapi tangannya seperti beku. Bryan yang berubah menjadi pria tua itu berlari mendekati Adam. Adam hanya bisa berteriak sekuat tenaga.
“Adam! Bangun! Ngapain kamu tidur diluar? Badan kamu dingin, sayang??” terdengar suara ibunya memanggil-manggilnya.
“Bawa kedalam saja, Ma. Kasian dia semalaman berada diluar. Kamu cek Bryan,” juga terdengar suara ayahnya, dia merasakan bahwa tubuhnya digendong.
Adam membuka matanya, dia melihat ayahnya. “Pa?”
“Oh, kamu sudah bangun, Ad. Ayah bawa kamu ke kamar atau mau gimana?” tanya Papanya syang.
“Mama?” tanya Adam.
“Mama kamu ke kamar Bryan. Ada apa?”
Adam terkejut mendengar ibunya bersama Bryan, dia langsung teringat mimpinya. Dia langsung meloncat dari gendongan ayahnya dan berlari ke kamar Bryan walau dengan kaki yang sakit.
“Mama…. Bryaann….” teriak Adam sembari berlari dengan terpincang ke kamar Bryan.
“Adam. Ada apa?” tanya ayahnya sambil mengejarnya.

0 comments:

Post a Comment