(sumber gambar: google)
Salah satu novel buatanku. Aku menulis cuma buat iseng aja, jadi tulisanku agak sulit dipahami. Sebenarnya hanya untuk konsumsi pribadi, cuma kadang-kadang ingin dituliskan ke dalam blog.
Saat
ini tato berbentuk rantai pada tubuh Ganymede sudah
memenuhi tubuhnya. Hanya matanya saja yang belum dipenuhi oleh tattoo tersebut.
Matanya tetap bewarna hijau (ciri khas mata penyihir). Itu menandakan bahwa
jiwa Ganymede masih ada namun membeku karena segel jiwa. Namun, tubuhnya
benar-benar sudah dikuasai oleh kekuatan jahat. Selama beberapa hari ini dia
telah membunuh semua orang yang menghalanginya menghabisi ketujuh pemimpin
kerajaan sihir terkuat.
Mereka
bertiga bersembunyi di ruang bawah tanah
kerajaan Chasel, dimana Pr. Beta (kakak Chime), Ps. Chime, dan Harland
(pelayan sekaligus pelindung Ganymede) bertemu. Mereka membicarakan bagaimana
caranya agar Ganymede bisa mendapatkan jiwanya yang telah beku oleh segel
kembali menjadi milik Ganymede seutuhnya.
Chime
(memakai pakaian seperti pakaian Eropa jaman dahulu bewarna ungu cerah) diam
saja ketika kakaknya (memakai pakaian Eropa jaman pertengahan warna coklat
bata) mengatakan “satu-satunya untuk melindungi kerajaan Chassel adalah
membunuh Ganymede”.
“Aku
menolak! Aku takkan membiarkan kau membunuh Ganymede, King Beta,” tolak Harland
(memakai jaket coklat dibalik kemeja hitamnya). “Kau juga tak ingin Ganymede
mati kan, Putri Chime?” Tanya Harland kepada Chime yang dari tadi diam saja.
“Aku
sependapat denganmu” dia menghindari pandangan Harland, “tapi aku juga tidak
bisa membiarkan rakyatku sengsara, aku juga tidak bisa membiarkan Ganymede
membunuh orang lebih banyak lagi.”
“Putri Chime!” Harland
berusaha melanjutkan kata-katanya ketika Chime berkata lain.
“Kak,
penjara sihir di bawah tanah itu masih berfungsi kan? Kita bisa mengurungnya
disana sampai kita bisa menemukan cara menyegel kembali segel yang digunakan
untuk membekukan jiwa Ganymede.”
“Bagaimana
caranya, Chime?” Tanya kakaknya penasaran.
“Aku
akan menjadi umpan. Dia itu Ganymede kan? Dia pasti mengingatku kalau aku
menunjukkan diri.”
“Tidak!
Putri Chime. Ganymede yang sekarang berbeda sekali dengan Ganymede yang kau
kenal. Jiwanya benar-benar beku. Dia hanya bisa melihat apa yang telah
dilakukannya tanpa menggunakan perasaannya. Dia tidak akan bisa melakukan
apapun, bahkan untuk menutup matanya dia tak bisa. Apa kau piker dia akan
terjebak oleh umpanmu itu?” tolak Harland.
“Aku
yakin dia –jiwa Ganymede yang sebenarnya- bisa mendengarku dan berbuat
sesuatu.”
“Dhhuuuuuuuuaaaaaakkkkkkk”
tiba-tiba terdengar suara batu berjatuhan dan gempa dalam tanah. “Kraaakkk”,
suara bebatuan yang pecah menandakan segel
pelindung di ruangan bawah tanah itu terlepas.
Sesosok
siluet manusia berjalan dengan santai ke arah mereka. Sebilah pedang yang tajam
dan berlumuran pedang tergenggam erat di tangan kanannya. Darah entah milik
siapa berceceran di kemeja hitamnya dan kaos hitam yang ia kenakan bahkan pada
celana jeans yang ia kenakan. Tubuhnya sama sekali tidak terluka, namun tattoo
bewarna hitam menutupi kulit tangan, kaki, bahkan wajahnya. Di wajahnya tak
tersirat suatu emosi, seakan Ganymede sudah kehilangan jiwa dan emosinya.
“Ganymede!”
teriak Chime ingin berlari ke arahnya namun ditahan oleh Harland dan King Beta.
“Rupanya
kalian disini yah. Beta, aku mencarimu. Aku tidak memiliki masalah apapun
denganmu, tapi aku harus membunuhmu karena kau merupakan Raja di kerajaan
Chasel, salah satu kerajaan sihir terkuat,” ujarnya tanpa emosi sembari
mengeluarkan sihir dari tangan kirinya yang langsung ditangkis dengan shield
sihir oleh Harland dan Beta.
“Ganymede.
Ini bukan kau kan? Ganymede, sadarlah. Kau yang kukenal tidak akan pernah
melukai siapapun!” teriak Chime.
“Siapapun yang menghalangiku, akan kulenyapkan, tidak
ada kecuali.” Ancamnya.
“Lawanlah
aku, Ganymede. Kalau itu yang memang kau inginkan.” Ujar kakaknya sembari maju
ke arah Ganymede sembari mengeluarkan tongkat sihir dari tangannya.
“Harland,
tolong jaga adikku. Bawa adik dan ibuku pergi dari sini jika terjadi sesuatu
denganku.”
“Kakakkkk!!”
teriak Chime ketika kakaknya mengeluarkan sihir penyerang yang langsung
ditangkis dengan tebasan pedang Ganymede.
Pertarungan
berjalan dengan sengit. Ganymede terluka di kaki kanannya, lukanya cukup parah
namun gerakan kakinya tetap cepat seakan dia tidak merasakan sakit di kakinya
yang luka. Sedangkan Beta terluka di sana-sini dan yang terakhir, serangan
sihir dan pedang dari Ganymede membuat luka Beta cukup parah bahkan tak bisa
berdiri lagi.
“Kak
Beta..!” teriak Chime berlari ke arah Beta yang pingsan, sekarat. Chime memeluk
Beta sambil menangis dan bergumam mantra penyembuh, namun mantra yang dia
gunakan sepertinya tidak mempengaruhi kakaknya.
Ganymede
hendak menyerang lagi dengan pedangnya namun kali ini ditepis dengan shield
oleh Harland kemudian Harland juga menyerangnya dengan kekuatan sihir hingga
Ganymede terhempas ke tembok. Hempasan yang cukup keras itu menyebabkan kepala
Ganymede terluka namun lagi-lagi dia tidak merasakan sakit, dia tetap membalas
serangan Harland dengan santainya.
“Kau
benar-benar telah kehilangan dirimu, Ganymede!” teriak Harland kali ini dia
benar-benar marah.
...
(bersambung)
Gambar yang q gunakan gambar tata surya, karena nama tokohnya si Ganymede merupakan salah satelit dari Jupiter -dari buku SMA- kalo gak salah. Aku lupa soalnya, haha.
0 comments:
Post a Comment